Aku tidak tahu kamu sadar hal ini atau tidak,
atau sebenarnya kamu sadar namun sering menampik kebenarannya,
atau mungkin kamu memang sebenar-benarnya tidak mengerti dalam makna utuh maupun tidak,
Mengertilah bahwa ketika kubilang diantara semua suara,
aku paling suka mendengar tawamu
Entah karena guyonanku atau guyonan yang lain,
Setidaknya, seminim-minimnya, aku tahu ketika kamu tertawa--kamu sedang baik-baik saja.
Aku senang ketika kamu tertawa begitu mudah,
terserah oleh guyonan apa,
atau oleh siapa,
aku tidak masalah
Yang terpenting, kamu bahagia.
Tapi, kalau suatu saat, kamu memang sedang tidak ingin tertawa,
atau tidak bisa tertawa,
Kemarilah.
Runtuhlah, seruntuh-runtuhnya.
Aku mungkin tidak bisa membuatmu tertawa,
atau membuat kesedihanmu hilang secara magis-meskipun, aku harap aku mampu.
Tapi, aku bisa mendekapmu,
dengan tulus,
dengan penuh kasih sayang sampai kamu merasa utuh,
kemudian, bangkit dari reruntuhan
Semoga kamu dapat merasakan
betapa setiap kata yang terucap pada sajak ini
masing-masing membisikkan perasaannya: Aku mencintaimu.
Surabaya, 26 Mei 2019
Tessia
Terima kasih untuk sajak indahnya kak :) loputu haha
BalasHapus