Senin, 02 Juni 2014

Just staring at the stars

Jujur saja. Semenjak SMA, aku terjangkit suatu virus. Virus yang jika dibiarkan, akan menyebar dengan ganas. Merobek setiap relung hati yang ada. Kau tau apa virus itu?

Sepi, Kawan.

Dan, kau tahu apa penyakit yang disebabkannya?

Kesepian.

Jangan bayangkan aku berkata ini dengan nada datar dan obrolan biasa. Bayangkan aku berkata ini dengan nada yang hilang timbul karena sesekali di sela senggukkan. Aku tidak hiperbola. Ini kenyataan!

Sungguh. Sejak SMA, aku semakin merasa kesepian. Kesepian batin yang menyiksa. Tapi... Siapa peduli? Yang bisa kuhubungi hanyalah orang tuaku dan aku pun hanya bisa mendengar suaranya. Kenapa aku bisa terjangkit virus mematikan ini?

Ada beberapa hipotesisku mengenai jawaban dari pertanyaan ini :
1) Jauh dari ortu
2) Terlalu sibuk belajar. Demi mencapai prestasi. Untuk membahagiakan orang yang sudah 'mendukung'-ku.

Rasanya... Begitu menyiksa. Seperti jelangkung. Datang tak di undang, pulang tak di jemput. Yang paling menyebalkan dari perasaan ini adalah.... Tangisan.

Ya, aku tidak dapat menahan tangisan saat penyakit ini kambuh. Seakan-akan, segala memori kepahitan dalam otakku berkelebat secara cepat. Merobek lebih dalam, lebih dalam, lebih dalam. Sampai, aku pun tidak tahu sudah seberapa dalam penyakit ini menggerogoti hatiku.

Menangis.
Such a silly thing!

Aku jadi terlihat cengeng! Lemah! Apa-apa nangis. Dikit-dikit nangis.
And, seriously, I hate  it, Much! 

Ketika itu semua terjadi... Yang keluar oleh otakku sebagai jawaban keluarnya hanya ada 3 :
1) Sabar....
2) Telepon ortu
3) Keluar rumah, lihat bintang.

Alternatif terakhir. Keluar rumah, lihat bintang!
Kenapa harus bintang? Kenapa gak bulan?

Karena bagiku bintang terlihat begitu indah. Gemilang. Gemerlap. Di atas langit. Menjadikan laangit malam terlihat tidak begitu monoton dan aku mencintainya. Aku mencintai langit malam dengan bintang sebagai pernak-perniknya itu. Aku mencintai angin malam yang membelaiku halus. Aku mencintai orkestra alam yang terdengar di luar sana. Begitu indah. Begitu menentramkan.

Menatap bintang. Sambil mengagumi keagungan sang Pencipta. Menatap bintang, sambil memikirkan semua yang telah terjadi di kehidupan ini. Make this all damn stresses blow away and then calm will fill my mind. My heart. My soul.

Meskipun, virus ini hanya hilang sesaat kemudian timbul lagi. Tapi, seenggaknya, aku sudah lebih tenang. Lebih kuat menjalani hidup. Lebih tegar.

Mungkin, ini bayaran yang harus kutanggung untuk meraih impianku? Mungkin, Tuhan melakukan ini agar aku nantinya menjadi orang yang kuat dan tahan banting ketika dewasa nanti? Who knows?
 I just wonder....................

This is what I want to share about.
 Staring at the stars with the night's wind.

Maybe you can try it too someday, Buddy! :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar