Minggu, 08 Juni 2014

Tentang Kita #3



Besoknya…
Kau datang padaku.
Mengajakku ke kantin seperti biasa.
Seolah-olah kemarin kau tidak melihat sesuatu
Kau.
Bagaimana bisa?

Di kantin
10.00 WIB

“Tink.”
“Hmm?” aku mengalihkan pandanganku dari seorang cowok yang telah menolakku mentah-mentah.
“Sudah sembuh?”
“Sudah. Thanks”
“Buat?”
“Nyanyianmu. Aku. Suka.”
“…”
“Hei…” sapaku.
“Ehem?”
“Kapan-kapan nyanyi lagi, ya. Buatku.”
Saat itu, kamu sempat ragu. Aku tahu. Tapi, kemudian, kamu menatap kedua mataku dalam-dalam lalu dengan yakin, kamu mengangguk kikuk. Aku tersenyum tipis lalu pandanganku kembali terpusat pada pria tadi.
“Tink…”
“Hem?”
“…”
“Apa?”
“…. Nggak jadi.”
“Eh?”
“Ada cicak terbang tadi.”
“Cuma anak kecil yang percaya itu.”
Gurauanku tadi tidak lucu. Aku tahu. Tapi, kamu tertawa. Kamu selalu tertawa.
Selalu.
Tertawa.
Aku tidak menyadari saat itu ada luka lebam samar di sekitar bibirmu. Luka yang disebabkan karena kau berusaha melindungiku.
Ehm.. Melindungi perasaanku lebih tepatnya.
Pada waktu itu..
Kau..
Kau menghajar pria itu kan?
Kau menghajarnya karena pria itu sudah menolakku mentah-mentah setelah kau melihat apa yang telah kuperbuat selama ini.
Kau menghajarnya karena dia berani membuatku menangis.
Kau menghajarnya..
Karena.. Kau..
Kau mencintaiku.
Kenapa. Kenapa kau tidak menceritakannya pada saat itu?
Kau malah bernyanyi. Untukku.
Tertawa. Untukku.
Sedangkan aku memikirkanmu saja tidak.
Padahal, perasaanmu jauh lebih tercabik dari perasaanku.

Sekarang.
Kalau aku bilang… Aku menyesal atas hal itu.
Kalau aku bilang...
Aku. Mencintaimu.
Aku. Merindukanmu.
Apakah kau percaya?
Apakah kau akan kembali kesini? Merengkuhku seperti dulu?

Kau.. Dengarkah suara tadi?
Satu kali lagi. Hatiku baru saja retak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar