Kamis, 24 Juli 2014

Bahagia itu... (Tentang Kita)

Postingan demi postingan telah berlalu.
Kamu tak juga memberiku kabar.
Tanggapan.
Kemanakah dirimu?

Hei, kamu.
Aku ingat, kamu dulu pernah memintaku untuk menulis sesuatu tentangmu kan?

Aku melakukannya sekarang.
Aku menulis untukmu sekarang.

Apakah kamu senang?
Oh, mungkin tidak.

Tapi, tak apa.
Aku memang pantas mendapatkan ini.

Sangat.

Pantas.

 
Bahagia itu...
Bukan tentang harta.
Bukan tentang kekuasaan.
Bukan tentang kemenangan.
Tetapi tentang cinta

Bahagia itu... 
Ketika  kau meneleponku.
Bertanya : Lagi ngapain?
Lalu, kita melanjutkan percakapan.
Membahas tentang banyak hal.
Sekolah, keluarga, persahabatan, politik.

Gurauanmu tak pernah bosan kudengar.
Selalu terdengar lucu.
Menggelitik.
Bahkan sampai membuat perutku sakit karena tergelak parah.
Bagiku, kau penghidup suasana.

Bahagia itu..
Ketika kau membuatkanku
Secangkir teh manis hangat
Yang bagiku...
Sangat istimewa keberadaannya.

Kau tahu?
Sangat.
Sangat.
Sangat.
Istimewa.

Meski, teh itu hanya teh biasa.
Yang dituang dalam gelas sederhana
Tetapi, memiliki kehangatan yang ajaib.
Kehangatan hatimu.
Si pembuat teh.

Bahagia itu..
Ketika adanya hanya aku dan kamu.

Kapan aku dan kamu menjadi kita? 

Tapi, kini, bahagiaku pergi.
Yang ia tinggalkan hanyalah bayangannya.

Bayangannya.
Saja.

Yang ada kini hanya kesedihan.
Tangisan.
Penyesalan.
Kekecewaan.
Kerinduan.

Yang bahkan tak kuketahui
Dimana ujungnya berada.

Kau.
Aku masih mencarimu sampai sekarang. 

Sampai...
Sekarang. 

 
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar