Antar aku kembali
pada diriku di usia tiga belas tahun
Dimana kesedihanku hanya berkutat pada angka,
yang mereka bilang 'nilai' untuk jadi patokan kecerdasan
Antar aku kembali
pada diriku di usia sepuluh tahun,
Dimana kekhawatiranku hanyalah omelan orang tua
saat aku ketahuan berbuat nakal
Antar aku kembali
pada diriku di usia lima tahun,
Dimana tangisku pecah hanya ketika lututku berdarah.
Dimana aku dapat menjadi diriku apa adanya tanpa peduli pujian; cantik ataupun pintar.
Antar aku kembali
pada diriku di usia lima bulan,
Dimana aku masih lugu
Tidak mengenal kebencian,
tidak mengenal luka batin,
Antar aku kembali
pada diriku saat janin
Dimana aku masih belum melihat Dunia,
dan memiliki imajinasi indah mengenai manusia
sebelum akhirnya hancur ketika aku mulai menginjak usia 15 tahun.
Antar aku kembali
pada diriku saat masih bermain di Surga bersama Tuhan.
Ah, Tuhan
Aku merindukan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar