Selasa, 12 April 2016

Kesan-Pesan Ulang Tahun-nya Tessia!



Malang, 12 April 2016.
Oke, sebelum cerita mengenai hari ulang tahun saya kemarin. Saya ingin mengijinkan diri saya sendiri untuk menyatakan kebahagiaan saya karena Ujian Nasional SMA saya telah selesai! Yup, tepatnya di hari ini! :) Sejauh ini, saya sudah merasa bahwa diri saya telah berusaha untuk melakukan yang terbaik yang dapat saya lakukan (bahkan, pelajaran Bahasa yang biasa diremehkan oleh siswa pun, saya belajar sampai larut malam..) Bukan bermaksud pamer. Saya hanya ingin bercerita saja. Saya yakin kok kalau Tuhan tidak pernah mengkhianati kerja keras hamba-Nya apalagi bila ditambah berdoa pada-Nya..
Oke, sekarang, mari kita lupakan mengenai Ujian Nasional. Kembali lagi pada topik awal yaitu, Kesan dan Pesan saya di hari ulang tahun saya kemarin.
Mungkin, saya bisa memulainya dengan flashback ke hari ulang tahun saya yang sebelumnya selama saya berada di SMA terlebih dahulu.
***

11 April 2014.
Ulang tahun pertama saya di Malang. Ulang tahun pertama saya sebagai siswi SMA, tepatnya terjadi ketika saya duduk di kelas 10. Pada waktu kelas 10 ini, jujur saja, saya tidak begitu dekat dengan teman-teman yang lain malah lebih terkesan saya menutup diri dengan teman-teman karena pada waktu itu ada perasaan masih kurang diterima oleh teman-teman sekelas saya di SMA. 
Akibatnya, teman-teman juga tidak terlalu mengingatnya pada waktu itu. Ehe...
Saya masih ingat bahwa hari ulang tahun saya yang ke-16 ini jatuh pada hari Jumat. 
Sepulang sekolah, saya langsung berganti pakaian dan bersiap-siap untuk acara ibadah Sektor Tidar GKI Bromo sekaligus memperingati hari ulang tahun saya (11 April) dan Marchel (7 April) secara bersamaan. 
Beberapa jemaat ada yang sampai membawakan saya hadiah ulang tahun. Isinya pada waktu itu berupa pakaian, gantungan tas boneka, tas ransel, dan beberapa benda lainnya.
Apakah saya tidak senang mendapatkan hadiah? Tentu saja saya merasa senang dan bersyukur karena ada yang memberikan saya hadiah.
 Pada ulang tahun saya yang ke-16, saya ingin mengucapkan terima kasih pada Tante dan Om yang sudah memberikan perayaan kecil untuk ulang tahun saya yang ke-16 tahun ^^
 ***
11 April 2015.
Ulang tahun saya yang ke-17, bagi saya, merupakan ulang tahun paling terindah yang pernah saya alami! :))) 
Mengapa?

1) Untuk pertama kalinya, saya merayakan hari ulang tahun saya dengan keluarga besar saya di Surabaya. Dalam hal ini, sosok yang paling berjasa adalah Emak. Saya tahu, bahwa Emak saya bukanlah seorang saudagar kaya. Beliau di usia yang renta hanya membuka usaha toko kelontong di salah satu sudut kota Surabaya. Saya masih ingat pada waktu kecil, saya sering kali menemani Emak menjaga toko sambil melantunkan nyanyian, "Beli... Beli... Beli di toko Emak.." Lalu, Emak saya mengatakan bahwa setelah itu, toko Emak saya menjadi dibanjiri oleh pembeli. Kenangan lain yang masih saya ingat di toko Emak adalah saya seringkali bermain-main dengan beras, saya suka sekali mengaduk-aduknya. Kalau baju saya kotor, maka saya akan dimarahi oleh mama saya. Hehehe... Saya juga ingat pernah memecahkan telur di toko Emak ketika bermain lempar tongkat, dan secara tidak sengaja tongkat tersebut menancap di salah satu telur dagangan Emak dengan tepat. Saya pada waktu itu menangis karena langsung dimarahi oleh Mama saya habis-habisan. Hehehe... Hampir setiap liburan akhir semester sekolah, saya pergi ke Surabaya dan menginap di rumah Emak. Dulu, toko Emak sangat ramai akan tetapi lama-kelamaan, toko Emak menjadi sepi pelanggan karena beberapa pesaing mulai bermunculan di sekitar toko Emak.
Kata Emak, beliau masih dapat membuka toko dan mendapatkan pelanggan semata-mata hanya karena kasih karunia Tuhan. Karena, toko Emak yang kecil bila dibandingkan dengan toko-toko baru yang lebih besar dan berpenampilan lebh menarik dan besar tentu sudah kalah dari segi 'kemenarikan'-nya.
Saya pun yang masih belum tahu apa-apa pada waktu itu mengenai susahnya mencari uang sering kali mendengar Emak mengeluh soal hutang pada distributor yang belum dibayar, hilangnya beberapa pelanggan, dan bagaimana caranya menggunakan uang yang ada sehemat mungkin untuk menyambung hidup beliau dan Acik :) Hidup Emak saya dapat dikatakan 'cukup susah'.
Bagian yang membuat saya terharu adalah... Dibalik keterbatasannya itu, beliau tak segan menyewa suatu restoran China dan mengundang seluruh keluarga dari Papa untuk makan bersama dalam rangka merayakan hari ulang tahun saya yang ke-17. 
Hal lain yang belakangan saya ketahui ketika saya berada di Restoran China tersebut adalah... Ternyata, acara makan malam itu bukanlah acara makan malam biasa melainkan benar-benar berbentuk seperti sebuah 'perayaan' sesungguhnya. Dimana terdapat host dan pemain musik yang mengisi keheningan restoran. 
Terdapat juga kue tart yang diberikan oleh Kuku Lili kepada saya kemudian dibawa ke atas panggung dan dijadikan kue ulang tahun untuk acara tiup lilin.
Malam itu, saya merasa bahagia. 
Terima kasih, Emak.
Saya tahu, Emak sedang kesulitan dalam hal ekonomi.
Tetapi, demi saya.. Emak rela memberikan jumlah yang dapat digunakan oleh Emak untuk kulakan barang dagangan hanya untuk merayakan ulang tahun ke-17 saya ^^ Terima kasih.

2) Kebahagiaan lain tidak hanya datang dari Emak. Tetapi juga dari sahabat saya, Flavia Domitilla Frederick. Dia adalah sahabat sekaligus saudara perempuan saya sendiri ^^ Dia biasa dipanggil Via. Saya seringkali mendengar teman-teman bergurau mengenai hubungan persahabatan saya dengan Via yang terlihat 'sangat' dekat. Dalam hal ini, maaf.. Mereka tidak tahu apa-apa mengenai saya, masa lalu saya, masa-masa pertemanan saya dengan teman-teman yang sebelumnya di masa lalu, juga apa yang telah Via lakukan tetapi tidak pernah dilakukan oleh teman lain bagi saya. Mereka tidak tahu. Maka, dari itu, saya maklum ketika mungkin hampir seluruh teman-teman saya menganggap saya berlebihan terhadap Via.
Bagi saya, Via tidak hanya sebagai sahabat. Tetapi lebih seperti saudara. Saudara yang terkadang melindungi dan menegur tetapi juga butuh untuk saya lindungi dan saya tegur. Kalau saudara kandung Via membaca artikel saya ini, saya hanya ingin memberitahukan pada kalian bahwa saya merasa sangat iri dengan kalian yang ditakdirkan oleh Tuhan memiliki kakak sebaik Via :))) Jangan nakal-nakal ya sama, Via! Sayangi tuh kakak kalian yang paling keren sedunia itu. Hehehe... 
Oke, kembali ke topik. Jadi, dari tanggal 10 April, sahabat saya ini sudah mengirimi saya pesan berulang kali semacam, "Awas aja entar hapemu bakal ribut pas tengah malam." 
Kemudian... Tepat pukul 00.00 WIB, Via mengirimkan saya ucapan "Selamat Ulang Tahun" dengan ala Jejepangan, sekaligus video yang menunjukkan wajah paling saya ingin temui saat ini! :" Mungkin bagi kalian, itu adalah hal yang sederhana. Kalian mungkin sering mendapatkannya. Tetapi, tidak bagi saya. Untuk pertama kalinya, saya merasakan bagaimana rasanya menghitung mundur hari ulang tahun bersama dengan sahabat saya sendiri, mendapatkan ucapan selamat ulang tahun sebegitu hebohnya dengan video, juga.... rekaman instrumen soundtrack Ano Hana (anime yang memiliki unsur persahabatan yang sangat kental juga mengharukan). Pada saat itu, semesta tahu, saya memulai umur saya yang ke-17 tahun dengan air mata...
....Air mata kebahagiaan.

Terima kasih, Tuhan.. Engkau telah memberikan saya sahabat sebaik dan setulus Via. Saya sangat bersyukur, Tuhan.
Keesokan harinya, walaupun sekolah masih dalam hari libur, Via rela berangkat ke sekolah untuk menemui saya dan memberikan saya hadiah ulang tahun berupa novel yang sangat saya inginkan ^^ Juga tak lupa ada surat di dalamnya yang diketik sendiri oleh Via dengan tulisannya yang menyentuh hati saya pada waktu itu, tidak hanya pada waktu itu, tetapi juga setiap saya membacanya kembali.
Saat itu, saya tahu, Via telah menulis surat itu bagi saya dengan menggunakan hatinya.
Sekali lagi, terima kasih Via. Terima kasih banyak. 

3) Teman-teman saya terlihat lebih menunjukkan respectnya pada saya ^^ Ellen dan Devina memberikan saya semacam botol kaca yang saya gunakan sebagai tempat penyimpanan surat-surat pribadi yang berharga, Filly dan Grace memberikan saya buku diary dengan nama saya di bagian sampul yang sudah saya gunakan beberapa lembar untuk menuangkan puisi-puisi dalam benak saya, Lisa dan Clarissa memberikan saya tas jaring bertuliskan "Gue Penulis Kece" terima kasih banyak ya duo aneh di kelas ^^ Hehehe *peace*, Lala memberikan saya bantal yang berguna sekali bagi saya karena tulang ekor saya sering kali merasa kesakitan akibat terlalu lama duduk, saya terkadang harus duduk dengan menggunakan bantal, Findly, Yongky, dan Jeremy Soehatmo membuat suatu video singkat yang isinya memberikan saya ucapan selamat ulang tahun dengan gerakan yang lucu (terima kasih banyak. Waktu itu saya terharu loh menonton video dari kalian berdua. Hehe :'D)  Dari pihak keluarga, Oma saya membelikan saya I-Pod touch yang terbaru ^^ Terima kasih banyak...

4) Terakhir, sengaja saya ucapkan terpisah. Terima kasih juga untuk teman saya, Wahyu. Yang sudah memberikan saya ucapan ulang tahun dengan sengaja menjadi pihak terakhir yang mengucapkannya. Hehehe.

Dia mengirimi saya pesan kurang lebih sebagai berikut,
"Tesssssssiiiiiaaaaaaaaaa...... Hepi bersdeyyyyyyyyy...... WYATB WIB WITA WIT.... Bisa ulang tahun juga ya lo???? Hahahahaha... Wish gue semoga lo gak sedih-sedih lagi dah. Sengaja gue ngucapin yang paling terakhir biar gak mainstream.. Hahahaha.. GBU."

Pesan yang sederhana. Singkat. Namun, sangat berkesan dan terasa sekali ketulusan di dalamnya :) Terima kasih.

Karena kalian, ulang tahun ke-17 saya menjadi ulang tahun paling indah yang pernah saya alami seumur hidup. Terima kasih banyak.

***
11 April 2016
Ulang tahun saya yang ke-18 ini... Jujur, saya merasa kehilangan beberapa orang penting dalam kehidupan saya. Sehingga, pada awalnya, saya yakin bahwa ulang tahun saya yang ke-18 akan menjadi ulang tahun yang buruk. Karena di ulang tahun ini secara otomatis memori dalam otak saya akan bekerja dan mengulang kembali kenangan satu tahun yang lalu (ulang tahun saya yang ke-17) kemudian membandingkannya dengan ulang tahun yang ke-18. 
Ulang tahun ke-18.. Saya merasa tidak lengkap. Ada yang hilang. Ada yang hancur. Ada yang roboh.
Awalnya, saya tidak begitu antusias dengan ulang tahun saya yang ke-18. Akan tetapi, mood saya di hari ulang tahun ke-18 langsung berubah karena adanya kejutan dari teman-teman sekelas. Kebetulan, saya juga berulang tahun di hari yang sama dengan Tc Baggy. Hehehe... 
Jadi, dalam perayaan ulang tahun saya yang ke-18, seusai Ujian Nasional Fisika, saya dipanggil oleh seorang teman untuk masuk dalam ruangan tertentu. Dan di dalam ruangan itu ternyata sudah disediakan sebuah kue tart dengan lilin di atasnya. Ketika Tc Baggy sudah masuk ke dalam ruangan itu juga, teman-teman serempak langsung menyanyikan lagu "Tiup Lilin". Sebelum meniup lilin, tentu saja saya memanjatkan doa berisi mengenai harapan-harapan saya (kumohon, Tuhan.. sendengkanlah telinga-Mu terhadap doa-doaku.) lalu bersama dengan Tc Baggy, kami meniup lilinnya bersama-sama kemudian semua teman bertepuk tangan.
Acara selanjutnya, saya disuruh untuk memberikan potongan kue pertama dan saya memilih untuk memberikannya pada Clarissa :) Karena Clarissa merupakan orang pertama yang mengucapkan saya selamat ulang tahun pada waktu itu beserta dengan video India konyolnya itu yang mampu membuat saya tertawa geli (atau, jijik? XD) di tengah malam. 
Dan, belakangan saya ketahui bahwa otak di balik acara ini adalah teman saya yang bernama, Thomas Prayogo. Yang membuat saya terharu adalah, walaupun saya bukan teman yang sangat baik terhadap Thomas, tetapi Thomas mau bersusah payah merencanakan perayaan kecil-kecilan ini bagi saya :)) Saya tahu, tujuan Thomas adalah membuat saya bersuka cita kembali karena belakangan ini Thomas mengetahui masalah yang saya hadapi. Untuk masalah kejutan yang melibatkan banyak orang, Thomas merupakan teman pertama yang melakukannya untuk saya :) Terima kasih, Thomas. Perayaan di kelas itu mampu mengubah pandangan saya bahwa hari ulang tahun saya kemarin merupakan hari ulang tahun terburuk yang pernah saya alami. 
Khusus untuk Thomas, terima kasih sudah mau menjadi teman saya beberapa waktu terakhir ini ketika saya sedang menghadapi suatu masalah. Kamu memang mengatakan pada saya bahwa kamu tidak akan mau ikut campur dengan masalah saya. Akan tetapi, setidaknya, terima kasih sudah menyediakan telingamu untuk mendengarkan cerita dan keluh kesah saya ketika saya tidak mampu menampungnya lagi sendirian. Terima kasih juga sudah mampu bertahan dengan saya... di saat-saat kritis seperti ini.
Terima kasih atas tumpangan yang telah kamu berikan juga, hehe.. Beberapa tugas saya dapat diselesaikan karena bantuanmu, lho :) 
Untuk orang-orang yang bergabung dalam panitia inti perayaan pada waktu itu; Sasa, Bagus, Thomas, dan Liza (kelas 11) terima kasih banyak ya! Kalau tidak ada orang-orang yang peduli seperti kalian. Mungkin, tanggal 11 April 2016 telah menjadi hari terburuk bagi saya. Mungkin, saya akan mengakhiri hari tersebut dengan menyendiri di kamar dan menangis sepanjang malam. Tetapi, karena perayaan itu (juga video yang sudah ditampilkan di televisi), perasaan saya membaik ^^ Terima kasih. 

Anyway, sejujurnya, saya merindukan sosok Wahyu di ulang tahun saya yang ke-18 ini :) Dimanapun dia berada, saya berharap, dia selalu berada dalam lindungan-Nya :) Walaupun saya belum pernah bertemu langsung sama kamu, Yu. Tapi, kamu sudah menunjukkan perhatian bahkan melebihi perhatian yang ditunjukkan oleh orang-orang yang kenal dan bertemu dengan saya setiap hari di sekolah. Terima kasih.

Teman lain yang belum pernah saya temui wajahnya di dunia nyata, tetapi sudah menunjukkan perhatian yang menurut saya cukup menyentuh hati saya ini adalah Mia. Dia bahkan sampai ngestalk instagram saya, membuat kolase dengan foto saya, dan menjadikannya display picture di BBM. Terima kasih ya, Mia :) Terima kasih juga untuk wish-wishnya.

Untuk sahabat saya, Via. Walaupun Via sudah berada jauh di Pekanbaru, namun, dia masih menunjukkan kepeduliannya terhadap saya ^^ Kalau tahun lalu dia menjadi orang pertama yang mengucapkan saya ulang tahun, sekarang, dia berusaha menjadi orang terakhir yang mengucapkan saya ulang tahun ^^ Terima kasih banyak, Nakama.

 Pada bulan Februari, Via sudah memberikan hadiahnya terlebih dahulu pada saya. Namun, karena segala keterbatasan saya sebagai manusia (hehe.), saya melanggar larangan Via untuk tidak membuka hadiah tersebut sampai pada tanggal 11 April. Jadi, pada waktu saya membuka hadiah tersebut, apalagi ketika melihat tulisan-tulisanmu itu...

Saya menangis.

Disitu kamu memanggil saya dengan sebutan sangat akrab seperti, "Bundo" dan "Nakama." Kamu menuliskan beberapa harapan dan mengisi 2 halaman di sana. Pada halaman kedua, kamu meminta maaf karena sudah mencorat-coret buku itu lagi. Akan tetapi, kalau boleh jujur, saya pun tidak keberatan jika kamu mengisi semua halaman pada buku itu dengan tulisan tanganmu sendiri. Saya tidak keberatan membaca tulisanmu (seburuk apapun dimatamu), saya tidak akan merasa pusing untuk membaca tulisan tersebut. Persetan dengan tulisan yang buruk. Saya lebih mementingkan perasaan yang terkandung di dalam tulisan tersebut. 
Sebagai seorang Tessia, yang dulunya tidak pernah mendapatkan sahabat (bahkan mungkin sampai sekarang dianggap aneh oleh banyak orang karena hobinya yang selalu baper (they dont know anything about me, btw))), kemudian diberi hadiah dan tulisan seperti itu... membuat saya terharu.
Sepertinya, Tuhan terlalu baik, Via
Tuhan terlalu baik pada saya karena telah memberikan saya sahabat seperti kamu.
You are just one of a kind in this World.
You are part of my fuckin' important whole World.
I kinda sure if I won't meet everyone else in this World like you.

Saya tidak akan pernah bertemu sahabat setulus,
sesabar,
sebaik,
selucu,
sepintar,
dan sekuat kamu, Vi.
If you remember me, I dont care if everyone else forgets
To see you happy, is one of my birthday wishes, Via :)
You are wonderful enough.
You are enough.

Thanks for being you.
I love you.
I really love you, Nakama.


Orang-orang seperti kalianlah yang membuat saya mampu bertahan hidup sampai detik ini ketika tanda titik diletakkan pada akhir kalimat.

今日から思い出
 Malang, 12 April 2016. 
Evangelina Tessia Pricilla.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar