Suatu pertanyaan tiba-tiba timbul dalam diri saya : Bagaimana rasanya bertemu dengan seseorang yang menurutmu merupakan tipe orang terbaik yang pernah ada?
Di situ, di sela-sela rencana untuk latihan presentasi Biologi, saya pun memutuskan untuk menulisnya di sini.
Kebetulan, saya sudah menemukan orangnya.
Kenapa saya sampai berani menyimpulkan bahwa saya sudah menemukan orang terbaik itu?
Sebelumnya, mungkin, pembaca perlu tahu terlebih dahulu definisi orang terbaik bagi saya itu seperti apa.
Orang terbaik bagi saya adalah orang yang mampu menerima saya apa adanya.
Saya yang pemarah, moody, kadang tanpa sadar suka keceplosan dan melukai hati orang lain, cuek, jutek, pendiam.
Orang terbaik bagi saya adalah orang yang mampu membuat saya tersenyum kembali. Karena sudah menjadi kebiasaan, bahwa saya seringkali suka tiba-tiba bengong lalu membiarkan memori masa lalu itu menari-nari dalam kepala saya hingga pada akhirnya, membiarkan emosi penuh rasa kesedihan itu meluap sehingga saya pun lupa untuk tersenyum.
Orang terbaik bagi saya adalah orang yang mampu merasa 'nyaman' dengan saya meski tidak ada percakapan di dalamnya. Meski yang ada di antara kami hanya keheningan,
orang yang mampu menunjukkan rasa peduli dan dukungannya bagi saya setiap kali saya merasa sedih, down, galau, depresi, stress. Orang yang mampu menanyai saya, "Kamu ada apa? Ada masalah apa? Jangan sendirian menghadapi masalah ya. Aku mau nemenin kamu menghadapi masalah itu. Kita yang hadapi, bukan kamu."
Orang yang tidak akan pernah bosan mendengarkan cerita-cerita lamaku, kisah-kisah sedihku, kisah-kisah bahagiaku, tangisku juga tawaku.
Orang yang mampu melihat 'air mata' saya, 'kepiluan' saya di balik setiap senyum yang saya pamerkan kepada orang-orang di luar sana.
Orang yang mampu tertawa bersama-sama dengan saya.
Terakhir dan yang terpenting,
orang yang mampu membuat saya nyaman juga terhibur meskipun dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Namun, kehadirannya sudah cukup mewakili bahwa dia ingin aku tahu, aku tidak pernah sendirian dan dia berniat untuk menghiburku.
Nah, sekarang, kembali pada pertanyaan : Bagaimana rasanya bertemu dengan orang 'terbaik' dalam hidupmu itu?
Jawabannya : Ada senang, sedih, takut, cemas.
Lalu, jika kau bertanya : Mengapa demikian?
Jawabannya akan kujabarkan sekarang.
Bertemu dengan orang yang 'terbaik' dalam hidup, akan membuatmu merasa bahwa dirimu adalah orang paling beruntung di Dunia. Kalau kata Lady Antebellum, "In every year passes, they mean more than gold." and it's true right. Pada kenyataannya, tidak mudah menemukan orang yang demikian. Apalagi, aku. Tidak mudah menemukan orang yang dapat menerimaku apa adanya, tidak mudah menemukan orang yang mau duduk di sampingku pun hanya sejenak. Pada kenyataannya, diantara lautan manusia di Dunia ini, kemungkinan bertemu dengan orang-orang 'terbaik' seperti itu hanya 5% dalam masa hidupmu dan itu bukan presentase yang besar. 5% itu sangat kecil. Dan, jika kau sudah menemukannya, kau akan merasa bahagia. Sungguh luar biasa bahagia. Dirimu pun akan merasa diberkati oleh Tuhan. Kau akan merasa memiliki orang yang selalu ada buatmu, selalu siap menjadi tempatmu bercerita.
Akan tetapi, setiap ada kebahagiaan, kedukaan pun pasti akan mengikuti. Ketika kau bertemu dengan seseorang yang 'terbaik' dalam hidupmu itu kau akan merasa takut juga cemas.
Takut untuk ditingggalkan.
Takut untuk dilupakan.
Takut kalau-kalau dia berubah menjadi orang yang tak 'sama' lagi.
Takut kalau-kalau dia merasa bosan denganmu
Dan, masih banyak ketakutan-ketakutan lainnya yang tidak terdefinisikan tapi kau akan merasakan ketakutan itu dengan jelas dalam hatimu.
Kalau sudah begitu, kau pun akan cemas.
Bagaimana ketika dia bertemu dengan sahabat baru yang lebih menyenangkan darimu lalu dia akan pergi begitu saja? Meninggalkanmu begitu saja? Tidak akan ada lagi kehangatan seperti dulu, canda tawa lagi seperti dulu? Bagaimana ketika suatu saat kalian akan berpisah? Mungkin, dia akan berpindah ke sekolah lain? Lalu, tiba-tiba saja, kalian tidak lagi saling berkomunikasi? Tiba-tiba saja, kalian menjadi stranger seperti orang yang tidak pernah dekat? Bertahun-tahun kemudian, kau diberi kesempatan untuk bertemu dengannya lagi namun kalian berdua malah merasa canggung? Tidak ada obrolan seperti dahulu.
Ya, perasaan-perasaan seperti itulah yang kutemui pada-nya
Pada orang yang kuanggap merupakan orang terbaik yang pernah kutemui diantara 1 : 1.000.000.000 manusia di Bumi ini.
Aku sungguh bersyukur bertemu dengannya.
Atau, lebih tepatnya, dipertemukan oleh Tuhan dengannya.
Akan tetapi, bertemu dengan orang terbaik dalam hidupmu ada kalanya membuatmu menangis juga.
Kau akan menangis ketika kau sadar telah menyakitinya
Kau akan menangis ketika kau sadar bahwa lambat laut dia pun mulai berubah
Kau akan menangis ketika kau sadar bahwa dia tidak lagi menghabiskan waktunya denganmu, tetapi dengan yang lain.
Kau akan menangis ketika kau sadar bahwa dia tidak lagi berada di sampingmu.
Kau akan menangis ketika dia sedih.
Kau akan menangis meraung-raung, ketika kau kehilangan dirinya
Oleh karena, rasa sayangmu yang begitu besar pada-nya
Pada-nya yang telah peduli, mengirimu pesan, bertanya, "Kamu kenapa? Jangan sedih dong. Aku masih ada di sini kok. Nemenin kamu..." ketika kamu membuat status-status galau, postingan-postingan galau.
Pada-nya yang tidak akan pernah membiarkanmu sendirian, duduk di pojok suatu ruangan dengan tatapan hampa.
Pada-nya yang selalu menceritakan cerita-cerita serunya padamu untuk menghiburmu dan membuatmu ceria kembali.
Pada-nya yang...
.
.
.
*ngusap ingus*
.
.
telah menoreh banyak kenangan-kenangan indah denganmu.
Kenangan yang begitu sulit untuk dihapus atau bahkan hampir tidak mungkin untuk dihapus,
dilupakan,
dikurangi nilai ke-berhagaan-nya.
Percayalah.
Membayangkannya saja pun sudah membuat matamu sembab, menangis, merajuk.
Ketika orang yang telah membuat begitu banyak kenangan indah bersamamu pergi,
sebagian dari hatimu pun ikut pergi bersamanya.
Ada lubang besar dari hatimu yang timbul.
Mungkin, kau akan bertanya-tanya : kapan aku akan bertemu dengannya lagi?
Apakah aku akan dilupakan?
Apakah aku akan menemukan orang sebaik dirinya?
Kemudian, ketika suatu malam tiba, tepat sebelum kamu tertidur.
Memori bersama sahabatmu pun akan berputar tanpa di minta.
Mau diakui atau tidak, kau pun akan menangis.
Kehilangan seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidupmu tidak akan pernah semudah itu, Kawan.
Maka dari itu, aku pun mulai berpikir.
Apakah aku siap menerimanya kalaupun suatu saat dia harus pergi?
Dikatakan atau tidak, pertemuan tetaplah awal dari perpisahan.
Apa yang harus aku lakukan jika dia pergi nanti?
Apa?
Untuk itu, sebelum semuanya terlambat.
Kawan, aku ingin kalian menjaga orang 'terbaik' kalian itu sebaik-baiknya.
Karena, ingat! Dia adalah orang yang 'terbaik' bagi kalian. Dan, orang yang 'terbaik' pantas mendapatkan yang terbaik pula. Hargai setiap waktu bersamanya, ungkapkan rasa sayangmu. Buat dia merasakannya, walau tanpa kata-kata. Kau bisa menunjukkannya melalui perbuatan, bentuk perhatiamu, atau apapun yang bisa kau lakukan untuknya.
Dan, untuk orang terbaik-ku yang bisa jadi sedang membaca postingan ini,
Terima kasih sudah hadir dalam kehidupanku.
Terima kasih sudah ada di sampingku baik 'suka' maupun 'duka'.
Kamu nggak tahu, seberapa berharganya kamu di mataku, di hatiku.
Kau tahu? Aku bahkan terlalu takut untuk kehilanganmu.
Mungkin, kamu mulai bosan mendengar kata-kata ini. Tapi, aku ingin sekali mengungkapkannya padamu sekali lagi. Atau mungkin berkali-kali lagi. Meski, aku hanya berani mengungkapkannya lewat tulisan.
Bahwa : Aku sayang kamu.
"If you ever need me. I want you to know I'll be there" :)
*just if you ever need me*
Thanks for your presence.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.