Malam ini, ketika penyakit saya kembali kambuh.
Tepat 25 menit yang lalu, seseorang seperti mendapatkan
sinyal akan apa yang saya derita itu: Papa.
Papa menelepon saya. Beliau seakan tahu saja kapan saya
membutuhkan kehadiran seorang teman.
Saya ceritakan apa yang saya rasakan saat ini.
Bagaimana rasa sakit yang tiba-tiba kembali membuncah dalam
dada. Penyakit yang telah menggerogoti saya diam-diam dari dalam.
Lalu, bagaikan malaikat, papa mengatakan semua perkataannya
yang dengan begitu saja mampu menjadi ‘obat’ untuk meredakan penyakit saya itu.
Mendadak tangisan sedih itu berubah menjadi tangisan haru.
Saya tulis sepercik kisah pada hari ini untuk menunjukkan
betapa hebatnya Papa saya itu!
Mungkin juga menunjukkan betapa rapuhnya saya.
Namun, yang terpenting di antara semuanya itu adalah…
Agar jasa-jasa orang yang telah datang dan sempat mengisi
kehampaan hidup saya itu tetap terkenang sampai sepanjang masa.
Agar saya suatu saat dapat mengingat kembali bahwa memang
masih ada ‘segelintir’ orang yang peduli pada saya.
Saya tidak menuliskannya pada buku diary yang terbuat dari
kertas biasa karena buku dari kertas itu dapat hilang, rusak, robek, atau
bahkan terbakar. Saya sengaja menuliskannya di sini, di blog. Selain untuk
menjadi tempat pelampiasan kesedihan serta curahan hati, suatu saat,
berpuluh-puluh tahun nanti saya masih dapat membuka kembali blog ini dan
membaca semua isinya. Atau mungkin, ketika saya sudah tidak ada, orang-orang
yang saya kasihi dapat membaca blog ini bagaimana saya mengisahkan kebaikan
mereka serta perasaan saya terhadap mereka ketika saya tidak mampu
mengatakannya secara lisan dan langsung kepada mereka, mereka bisa membacanya
sendiri sekaligus ucapan-ucapan terima kasih serta penyesalan atau kekaguman
terhadap mereka. Maka dari itu, sebisa mungkin saya tulis artikel-artikel
curhatan hati ini ‘sesuai’ dengan apa yang ada dalam ingatan dan perasaan saya
sekarang terhadap ‘orang’ atau ‘pengalaman’ yang saya bagikan melalui blog ini.
Anyway, terima
kasih, Pa!
Penyakit saya sudah membaik sekarang :”)
Pls. Stay right hee, Pa…
Yang berharap untuk dapat cepat sembuh,
Tessia.
Kak Tessia... Kenapa kak?
BalasHapus