Rabu, 08 Juli 2015

Hal-Hal yang Kecil Dirindukan


Mungkin, bagi sebagian orang berpikir bahwa hal-hal yang dirindukan semestinya adalah hal-hal yang menyenangkan. Bagi sebagian orang yang lain juga berpikir bahwa hal-hal yang dirindukan itu memerlukan sesuatu yang besar dan mahal. Misalkan, berlibur ke Paris dan berbelanja di sana.
Iya. Bagi saya, pergi ke Paris itu adalah hal yang menyenangkan. Tapi, apa artinya jika kita pergi sendirian? Memang jika tujuannya hanya untuk beberapa hari saja perasaan senang itu masih melekat dalam hati. Akan tetapi, bagaimana jika kita menetap di sana? Apakah kita masih merasakan perasaan ‘senang’ yang pertama seperti kali pertama kita menginjakkan kaki di kota Paris? Saya rasa tidak. Apakah kita akan mulai merindukan orang-orang kesayangan kita? Untuk kali ini, jawabannya iya.
Seiring bertambahnya usia, saya pun mulai menghargai setiap hal-hal kecil yang saya lakukan bersama dengan orang-orang yang saya sayangi. Tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membuat kenangan bersama orang itu menjadi spesial.
Coba pembaca yang masih usia sekolah atau sudah dewasa. Ingat-ingat kembali masa sekolah kalian bersama teman-teman. Ada yang menyebalkan untuk diingat, ada juga yang menyedihkan atau bahkan menyenangkan. Tapi, ketika kalian mengingat-ingat semuanya itu maka akan timbul perasaan rindu dari dalam hati bukan?


Penelitian mengatakan sebenarnya manusia tidak pernah merindukan orang lain, yang mereka rindukan adalah ‘peristiwa-nya’, ‘kebersamaannya.’
Akan tetapi, jika dipikir-pikir lagi, akankah kenangan itu menjadi hal yang kita rindukan jika kita menjalaninya bukan dengan orang itu melainkan dengan orang lain?
Seperti halnya kita dikirim pesan oleh operator berbeda rasanya bila kita dikirim pesan oleh sahabat kita sendiri. Mengerti?
Perasaan rindu itu jujur, Kawan. Dia dapat melihat sampai ke dalam hati bagaimana hati itu merindu kepada orang-orang yang dikasihinya jika sudah dalam jarak yang jauh, jika mereka sudah tidak bertemu lagi dalam waktu yang lama.
Sepertinya, Tuhan menciptakan perasaan rindu itu agar dua orang yang saling menyanyangi tetap berhubungan antara satu dengan yang lain. Akan tetapi, sayangnya, ada orang yang ‘berusaha’ mengungkapkannya atau malah ada juga yang mengabaikannya.
Saya pun hari ini merasakan perasaan rindu.
Rindu terhadap hal-hal kecil yang saya lakukan berdua dengan orang-orang yang saya sayangi.
Ketika saya pertama kali pergi ke kota Malang, betapa saya merindukan rumah saya. Yang sebelumnya terasa biasa-biasa saja.
Saya rindu mengobrol dengan papa, saya rindu memamerkan naskah-naskah saya yang sudah selesai pada papa, saya rindu menonton televisi bersama, saya rindu pergi bersama, saya rindu diantarkan sekolah olehnya, saya rindu percakapan cukup panjang sebelum tidur, saya bahkan rindu dimarahi. He he he….
Menurut saya, ini adalah salah satu perasaan rindu terhebat saya karena saya sampai menangis berhari-hari #jujur.
Dan untuk kedua kalinya, saya harus memiliki perasaan rindu pada tingkat yang sama. Ketika saya harus kehilangan sahabat saya. Dia memang tidak pergi selama-lamanya, saya meyakini, dia hanya pergi sebentar ke kota yang berbeda pulau dengan Jawa. Dan, perasaan ini jujur saja masih menghantui saya sampai pada detik saya menulis artikel ini bahkan mungkin sesudahnya.
Hal-hal kecil itu seperti… saya rindu ketika saya dapat berbicara dengannya meski terkadang obrolan itu tidak penting atau bahkan menjadi obrolan yang tidak jelas baginya, saya rindu ketika saya dapat duduk bersampingan dengannya, saya rindu dapat menggodanya dengan candaan-candaan saya yang mungkin terdengar menggelikan di telinganya namun saya senang karena dia dapat tertawa dengan candaan saya, saya rindu ketika dia menemani saya sewaktu makan siang walaupun terkadang kami menghabiskannya hanya dengan berdiam diri namun seakan dalam ‘diam’-nya itu terdapat perasaan nyaman yang singgah, saya rindu ketika dulu kami berdua sempat berdua di perpustakaan di luar jam sekolah he he he, dan terakhir saya juga rindu menceritakan hal-hal yang bahkan tidak pernah saya ceritakan pada orang lain sebelumnya selain kepada dia.
Mungkin, akan tiba saatnya juga di mana saya akan merindukan momen-momen ketika bisa berkirim pesan secara rutin setiap hari dengannya untuk obrolan-obrolan kecil namun bagiku obrolan itu tetap menjadi obrolan yang menyenangkan.
Sewaktu masuk sekolah nanti untuk mengawali kelas 12, pastilah saya akan merindukan sosoknya di dalam kelas.
Terkadang, jika kita tidak bisa mengendalikan dan menyampaikan perasaan rindu itu dengan baik justru menimbulkan sesak dalam dada. Sama seperti yang saya alami. Maka dari itulah saya menuliskannya dalam buku harian online saya, seakan saya dapat mengurangi perasaan sesak itu hanya dengan membagikannya dalam blog.
Saya tidak yakin apakah dua orang yang saya maksud dalam tulisan ini membacanya. Tapi… Mereka berdua orang terhebat yang pernah kukenal! 
 
Itulah hal-hal kecil yang saya rindukan bersama dengan orang-orang yang saya sayangi. Masih banyak lagi hal-hal kecil yang saya rindukan bersama dengan saudara sepupu, atau teman-teman di kelas 12 IPA nanti. Apalagi, mengingat sebentar lagi kami semua akan lulus dan menuju pada jalannya masing-masing, pada universitas dan jurusannya masing-masing.
Saya pasti akan rindu mendengar celotehan-celotehan mereka, saya pasti akan rindu melihat beberapa anak menjahili guru di sekolah, saya pasti akan rindu mendengar tawa ceria mereka, saya pasti akan rindu melihat mereka di dalam kelas, saya pasti akan merindukannya.
Dan, rindu itu pasti hanya akan tertahan dalam hati, sampai kami dapat bertemu kembali dan mengulang semuanya kembali dengan lebih baik.

Yang akan selalu merindu,
Tessia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar