Rabu, 09 September 2015

Malaikat pun Menangis

Dia hayati sepi
Dia hayati rindu
Dan, dia hayati luka

Bagai malaikat yang sayapnya telah patah
tak mampu lagi terbang
Pun hanya sekedar mengepakkannya

Sesekali, para sahabatnya membantu dia terbang
"Kami akan selalu ada bersamamu," katanya
Namun, pada detik berikutnya,,
Mereka tinggalkan makhluk kecil itu

Seorang..

...diri

Genggaman tangannya mereka lepaskan
Dan membuat malaikat tersebut
Terjatuh.
Lagi.
Dan. Lagi.

Dia bertanya-tanya
Barangkali malaikat itu sebenarnya tidak bertelinga
Sehingga, dia tak mampu memperdengarkan
...Tangisnya
 ...Tawanya
...Dukanya
 ...Sukanya

Malaikat itu bertanya-tanya,
Ataukah hanya mereka saja yang memang enggan mendengarkannya?

Kedua sayap malaikat itu semakin rapuh.
Bulunya rontok sudah.
Dia lalu mendongakkan kepalanya.
Menengadah ke arah langit.

Lalu, menangis.

Ah, hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar