Aku tidak tahu kamu sadar hal ini atau tidak,
atau sebenarnya kamu sadar namun sering menampik kebenarannya,
atau mungkin kamu memang sebenar-benarnya tidak mengerti dalam makna utuh maupun tidak,
Mengertilah bahwa ketika kubilang diantara semua suara,
aku paling suka mendengar tawamu
Entah karena guyonanku atau guyonan yang lain,
Setidaknya, seminim-minimnya, aku tahu ketika kamu tertawa--kamu sedang baik-baik saja.
Aku senang ketika kamu tertawa begitu mudah,
terserah oleh guyonan apa,
atau oleh siapa,
aku tidak masalah
Yang terpenting, kamu bahagia.
Tapi, kalau suatu saat, kamu memang sedang tidak ingin tertawa,
atau tidak bisa tertawa,
Kemarilah.
Runtuhlah, seruntuh-runtuhnya.
Aku mungkin tidak bisa membuatmu tertawa,
atau membuat kesedihanmu hilang secara magis-meskipun, aku harap aku mampu.
Tapi, aku bisa mendekapmu,
dengan tulus,
dengan penuh kasih sayang sampai kamu merasa utuh,
kemudian, bangkit dari reruntuhan
Semoga kamu dapat merasakan
betapa setiap kata yang terucap pada sajak ini
masing-masing membisikkan perasaannya: Aku mencintaimu.
Surabaya, 26 Mei 2019
Tessia
Sabtu, 25 Mei 2019
Selasa, 18 Desember 2018
Wawancara Ekslusif Bareng Tessia!
Beberapa hari yang lalu, video wawancara eksklusif saya dengan BEM FST UNAIR sudah diupload di youtube, loh! Isinya seputar bagaimana cara saya tetap berprestasi bidang akademik (juara umum SMP sampai SMA) namun tetap berkarir sebagai penulis novel yang diterbitkan secara Nasional!
selamat menginspirasi dan terinspirasi!
selamat menginspirasi dan terinspirasi!
part 1
part 2
Teknik Biomedis? Horror gak sih?
sebelum jump tp the topic, gue mau memperkenalkan diri dulu. Nama gue, Tessia, mahasiswi S1 Teknik Biomedis yang udah nglewatin 5 semesternya di Universitas Airlangga (UNAIR). Nah, gue bermaksud untuk membagikan pengalaman dan apa yang gue rasain setelah kurang lebih 2.5 tahun kuliah.
Without any further do, lets get started!
***
Minggu, 16 September 2018
Kerumpangan dalam hubungan yang rampung
Sejak mengenalmu, kriteria cowokku jadi tinggi.
Kau tahu sendiri
Dulu, aku sukanya dengan cowok-cowok brengsek.
Walaupun--untungnya--, cowok-cowok brengsek itu tidak mau bersamaku.
Waktu aku cerita kalau aku suka dengan cowok brengsek, kamu selalu berdecak.
"Ck. Kenapa dia sih?"
Hingga suatu waktu, aku menyerah untuk menyukai cowok brengsek.
"Duh, kenapa sih aku selalu gagal mendapatkan cowok?"
"Ya, kamu, sih. Suka marah-marah gitu. Siapa juga cowok yang mau."
"Maksudmu, aku bakalan jadi janda tua begitu?"
"Bukan. Maksudku, kalau sampai umur 25 tahun dan kamu belum menikah. Biar aku sendiri yang melamarmu."
Air yang baru saja kutenggak langsung muncrat keluar, berhamburan kemana-mana. Kamu mengatakan itu dengan raut wajah serius, tanpa ekspresi bercanda seperti biasanya.
Sekarang, umurku sudah 20 tahun menjomblo. Kalau aku tetap menjomblo sampai 5 tahun lagi, kamu akan melamarku.
Tapi, sayang, sepertinya aku akan benar-benar menjadi janda tua.
Karena, nyatanya, kamu sudah pergi menuju tempat persinggahan terakhir setiap umat manusia.
Aku tidak menyesal karena gagal dilamar olehmu.
Yang aku sesali hanyalah diriku yang belum sempat menyatakan bagaimana jantungku berdetak 100x lebih cepat sewaktu kamu menemuiku dalam keadaan menangis, dan kamu langsung bilang, "Kutemani, ya." lalu duduk di sampingku persis hingga tangisku mereda, bagaimana senyumku mengembang tiap kali mengingat setiap momen sederhana yang kita habiskan bersama--sesederhana ketika kita membahas tugas sekolah bareng di kantin, bagaimana otakku masih mengulang memori tentangmu--garis wajahmu, suaramu, kebiasaanmu.
Sebagai gantinya, aku selalu menyebutkan namamu dalam doaku setiap hari. Kupikir, biar saja penghuni sorga bosan mendengarkanku menyebutkan namamu seperti kamu yang tidak pernah bosan mengadapi sikap kekanakan dan temperamentalku.
Terima kasih,
dan
Selamat jalan,
Sayang.
Kau tahu sendiri
Dulu, aku sukanya dengan cowok-cowok brengsek.
Walaupun--untungnya--, cowok-cowok brengsek itu tidak mau bersamaku.
Waktu aku cerita kalau aku suka dengan cowok brengsek, kamu selalu berdecak.
"Ck. Kenapa dia sih?"
Hingga suatu waktu, aku menyerah untuk menyukai cowok brengsek.
"Duh, kenapa sih aku selalu gagal mendapatkan cowok?"
"Ya, kamu, sih. Suka marah-marah gitu. Siapa juga cowok yang mau."
"Maksudmu, aku bakalan jadi janda tua begitu?"
"Bukan. Maksudku, kalau sampai umur 25 tahun dan kamu belum menikah. Biar aku sendiri yang melamarmu."
Air yang baru saja kutenggak langsung muncrat keluar, berhamburan kemana-mana. Kamu mengatakan itu dengan raut wajah serius, tanpa ekspresi bercanda seperti biasanya.
Sekarang, umurku sudah 20 tahun menjomblo. Kalau aku tetap menjomblo sampai 5 tahun lagi, kamu akan melamarku.
Tapi, sayang, sepertinya aku akan benar-benar menjadi janda tua.
Karena, nyatanya, kamu sudah pergi menuju tempat persinggahan terakhir setiap umat manusia.
Aku tidak menyesal karena gagal dilamar olehmu.
Yang aku sesali hanyalah diriku yang belum sempat menyatakan bagaimana jantungku berdetak 100x lebih cepat sewaktu kamu menemuiku dalam keadaan menangis, dan kamu langsung bilang, "Kutemani, ya." lalu duduk di sampingku persis hingga tangisku mereda, bagaimana senyumku mengembang tiap kali mengingat setiap momen sederhana yang kita habiskan bersama--sesederhana ketika kita membahas tugas sekolah bareng di kantin, bagaimana otakku masih mengulang memori tentangmu--garis wajahmu, suaramu, kebiasaanmu.
Sebagai gantinya, aku selalu menyebutkan namamu dalam doaku setiap hari. Kupikir, biar saja penghuni sorga bosan mendengarkanku menyebutkan namamu seperti kamu yang tidak pernah bosan mengadapi sikap kekanakan dan temperamentalku.
Terima kasih,
dan
Selamat jalan,
Sayang.
Minggu, 22 Oktober 2017
QnA Tessia! (1) via sarahah & ask.fm
Ciaelah. Judulnya sok ngartis banget yak "QnA" wqwq. Belakangan ini, gue menerima beberapa pertanyaan via sarahah (walaupun sarahah sebenarnya bukan tempat untuk bertanya tapi berkomentar mengenai seseorang) dan ask.fm. Buat kalian yang pengen nanya-nanya tapi malu-malu kucing atau mau memuji saya (elah, Tes wkwk) bisa cus ke ask.fm (untuk pertanyaan) dan sarahah (untuk pujian x)) saya. Belakangan ini gue beneran sibuk sama urusan kampus; gak cuma belajar, tapi juga urusan organisasi. Pagi ini (pkl 00.45 WIB ini wkwk), gue sempetin waktu buat ngejawab beberapa pertanyaan sebagai selebrasi karena gue berhasil mengerjakan 75% tugas kampus (masih ada tugas anatomi, elog, tugas panitia, dan self-study yang menanti huhu.) Tanpa banyak bacod, gue langsung jawabin satu per satu.
Selasa, 15 Agustus 2017
Tulisan Abstrak
Jam menunjukkan pukul 00.19 WIB.
Seharusnya, aku sudah tertidur, berjalan dalam dunia mimpi yang menyenangkan.
But, here I am; kepala pusing dengan perut mual duduk di balik meja lipat dan mulai mengetik tulisan ini.
Sebenarnya, aku tidak tahu harus menulis tentang apa, bagaimana, siapa, kapan, mengapa, dan dimana.Namun, aku tiba-tiba memikirkan beberapa teman-teman kesayanganku yang kuketahui sedang berada dalam kesedihan, juga kepada si anak kecil yang polos kemarin pagi, dan kepada penjual buku bekas di kampung ilmu maupun di penjual di tempat lainnya.
Seharusnya, aku sudah tertidur, berjalan dalam dunia mimpi yang menyenangkan.
But, here I am; kepala pusing dengan perut mual duduk di balik meja lipat dan mulai mengetik tulisan ini.
Sebenarnya, aku tidak tahu harus menulis tentang apa, bagaimana, siapa, kapan, mengapa, dan dimana.Namun, aku tiba-tiba memikirkan beberapa teman-teman kesayanganku yang kuketahui sedang berada dalam kesedihan, juga kepada si anak kecil yang polos kemarin pagi, dan kepada penjual buku bekas di kampung ilmu maupun di penjual di tempat lainnya.
Sabtu, 12 Agustus 2017
A-MER-TA 2017
Hey, whats up? Long time no see ya...
Maaf telah meninggalkanmu dalam waktu yang cukup lama. Kini, aku kembali membawakan sebuah cerita--atau lebih tepatnya, kenangan.
Enam hari yang lalu, aku baru saja menuntaskan tanggung jawab sebagai panitia AMERTA 2017 (divisi acara). Sungguh terbayarkan semua kerja keras--tidak pulang kampung, rapat selama satu bulan penuh, dan pulang sampai jam dua pagi--untuk menyuguhkan ospek universitas yang apik. Sebelum membahas tentang bagaimana AMERTA 2017 telah berlangsung, aku akan bercerita terlebih dahulu dari awal pendaftaran OPREC AMERTA 2017.
Begitu aku melihat pengumuman OPREC AMERTA 2017 di OA LINE BEM UNAIR, aku langsung mengisi formulir pendaftaran tanpa berpikir panjang; pertama, sie acara lalu komisi disiplin. Kemudian, beberapa hari setelahnya, aku mengikuti interview sesuai yang dijadwalkan di sekretariat BEM UNAIR. Aku cukup lama menunggu sebelum akhirnya dipanggil masuk dan bertemu koor sie acara, Zamzamsyahara, untuk pertama kalinya. Kesan pertamaku tentangnya; wih, orangnya kelihatan sangar, tegas, galak, blak-blakan. Kemudian, interview berjalan sebagaimana mestinya. Saat pengumuman nama-nama yang terpilih sebagai panitia AMERTA 2017 muncul di OA BEM UNAIR, aku merasa senang dan bangga karena namaku masuk dalam daftar sie acara AMERTA 2017.
Kami masih belum mengenal satu sama lain di rapat pertama. Hanya beberapa orang saja yang sudah saling mengenal satu sama lain karena keduanya merupakan anggota BEM, atau malah satu jurusan dan angkatan. Saat itu, kami banyak membahas mengenai peraturan dan tata tertib yang akan diberlakukan untuk sie acara AMERTA 2017 itu sendiri. Pembahasan mengenai tata tertib berujung pada sedikit perdebatan dan itu wajar. Kemudian, kami membahas mengenai opening party panitia AMERTA 2017 pada rapat kedua. Aku ingat saat itu hari sudah malam. Kami, sie acara AMERTA 2017, duduk melingkar di atas karpet. Saat itu, aku mulai bisa tertawa dengan beberapa anak sie cara AMERTA seperti, Kak Jihan dan Sabil, Aku sangat menyanyangkan pada kala itu tidak bisa mengikuti opening party karena harus persiapan dan mengikuti ujian akhir praktikum Fisika.
Setelah opening party, rapat-rapat selanjutnya mulai fokus pada kegiatan acara AMERTA 2017.
Billy-aku-kak Jihan-kak Mirda |
Zamzam membagi kami menjadi tiga sub-divisi: Pembukaan, AMERTA Candradimuka, dan AMERTA Abiseka. Aku masuk dalam AMERTA Abiseka. Jujur, aku sedikit kecewa waktu pertama kali dimasukkan dalam AMERTA Abiseka. Tapi, big thanks to GOD dan koor acara, aku menikmati diskusiku dengan tim sub-divisi AMERTA Abiseka. Selama, satu atau dua minggu, rapat rutin diadakan di Galeri Fisip. Beberapa kali kami menemukan kesulitan yang membuat frustasi, belum lagi tanggungan kuliah yang belum selesai merupakan salah satu hal duka yang terjadi selama kepanitiaan AMERTA 2017. Aku ingat waktu itu rapat sampai jam sepuluh atau sebelas malam dan besoknya aku harus masuk jam tujuh pagi untuk mengikuti ujian akhir Struktur dan Fungsi Sel kemudian Fisika Dasar II. Yha, berat :')
Foto waktu selesai AMERTA Abiseka (aku, kak Agung) |
aku-kak Maria |
Semua candaan, semua tawa, semua kebersamaan besera kesulitan yang dialami, semua kendala... Bahkan sampai aku yang sempat dimarahi oleh koor acara, belum lagi waktu melihat bagaimana acara AMERTA 2017 berjalan dengan baik--meski tidak luput juga dari kekurangannya.
Aku percaya dengan terpilihnya aku menjadi sie acara AMERTA 2017 bukanlah tanpa alasan. Tuhan ingin aku merasakan secuil keindahan menjadi mahasiswa; kesibukannya yang nanti akan membuat rindu, kenangan dengan teman-teman dari kampus, fakultas, dan jurusan lain. Aku bersyukur bisa mengenal teman-teman kepanitiaan AMERTA 2017 yang luar biasa hebat sehingga aku bisa belajar banyak dari mereka untuk ke depannya.
senyum semua padahal udah pada capek xD psst, gw jelek pol gila xD |
Terima kasih untuk persiapan AMERTA selama 1,5 bulan yang berhasil disuguhkan luar biasa dalam tiga hari pelaksanaan AMERTA. Meskipun singkat, namun berkesan. Kata kak Izzati, "butuh suatu “keahlian” tersendiri untuk bisa benar-benar memberikan yang terbaik, juga menikmati di saat yang sama, DAN sekaligus mengenang sesuatu yang tidak berlangsung terlalu lama." Terlepas dari sempurna atau tidaknya AMERTA 2017; PRAISE THE LORD!
"Pagi memang menjajikan mentari yang sama, tetapi pagi tidak menyuguhkan kenangan dan mimpi yang sama." - Zamzam, koor acara.
Aku tidak akan lupa tentang warna,
ceria,
duka,
tawa,
segala emosi yang ada,
beserta pelepasan keong,
dan gestur geje
Sie acara AMERTA 2017!
Langganan:
Postingan (Atom)